
Hakikat puasa sebenarnya adalah menahan diri. Puasa bermakna aktif menahan diri, dari nafsu dan segala macam hal. Juga dari apa pun yang membuat kita menjadi jauh dari Allah.
Nafsu membuat manusia memiliki gairah hidup, tapi nafsu juga dapat mendatangkan bencana. Jika tidak dapat mengendalikan dan hanya mengikuti dorongan dan kemauan hawa nafsu, manusia jatuh pada level binatang. Dan berperilaku seperti binatang. Sebaliknya jika kita mampu mengendalikan nafsu, manusia akan naik tingkat ke level malaikat. Yang taat dan tidak pernah membantah kepada Allah.
Ramadan adalah bulan dimana Allah memberi kesempatan manusia, agar bisa lebih mendekat kepada-NYA. Caranya? Melalui ibadah yang lebih baik daripada bulan yang biasanya.
MENAHAN DIRI
Puasa bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus saja! Tetapi menahan diri dalam arti luas. Menahan diri dalam hal-hal yang buruk, baik dalam berkata-kata, berbuat sesuatu, termasuk juga yang hanya terbersit dalam pikiran, batin dan hati.
Manusia yang dengan sadar membatasi dari hal-hal buruk. Insya Allah akan menjadi lebih baik, setelah puasa. Sebelum menjadi rasul, Muhammad al Amin bertapa, melakukan uzlah dan khalwat di Gua Hira’. Menjauhkan diri dari hingar-bingar kehidupan dunia. Setelah 40 hari, “menahan diri” di Gua Hira’ Muhammad al Amin, diangkat menjadi Rasulullah, manusia yang mulia.
Bukan hanya manusia, binatang pun ikut berpuasa. Dan setelah melalui masa puasa, berubah menjadi mahluk yang lebih baik. Contohnya? Ulat, Bentuknya menjijikkan dan membuat takut. Ulat lalu menahan diri, berpuasa. Membungkus diri agar tidak berinteraksi dengan dunia luar. Dia berubah bentuk menjadi kepompong. Tidak makan dan minum.
Setelah waktunya cukup, ulat berubah menjadi kupu-kupu yang indah. Hanya saja memang tidak semua kepompong lalu bisa menjadi kupu-kupu. Ada berbagai syarat agar kepompong bisa mengubah dirinya menjadi kupu=kupu.
Begitu pula puasa. Puasa menjadi sarana, untuk mengubah diri. Ibarat mengubah dirinya dari ulat, kepompong dan menjadi kupu-kupu. Agar berhasil, butuh sejumlah waktu untuk menahan diri, mengisolasi diri, memisahkan diri dari segala hal yang menggoda dan mempengaruhi agar tidak berhasil.
Hampir pada setiap terjadinya suatu pencerahan, hanya dapat terjadi tatkala seseorang berada seorang sendiri. Ketika dapat dia berbicara kepada dirinya sendiri, dan tidak terpengaruh oleh orang lain. Melalui proses berkontemplasi, merenungi diri, mengevaluasi apa saya yang sudah dilakukan, manusia mengubah dirinya menjadi leih cerdas dan bijaksana.
Akhirnya, selamat berpuasa Ramadan. Semoga Allah memudahkan dan meridhai apa saja yang sudah, sedang dan akan kita lakukan. Dan kita akan menerima yang terbaik, bagi kita semua.
Aamiin ya rabbal alamiin.
Kemayoran: 30 Maret 2023
Puasa hari ke 8
Ki Pandan Alas