Manusia sebagai makhluk, selalu berdoa kepada Sang Khalik. Doa adalah perantaraan untuk meminta. Doa adalah sarana manusia, agar diberi sesuatu yang diminta sesuai dengan kebutuhannya. Hanya saja, kebanyakan orang lebih banyak meminta sesuatu, tetapi tidak atau kurang menyiapkan tempat untuk menerima pemberian-NYA.
WADAH
Tempat itu adalah wadah untuk menerima pemberian Allah. Bentuknya bisa secara fisik, bisa nonfisik dan bisa juga hanya sebuah analogi, atau metafora. Yang penting sesuatu pemberian baru bisa diterima, jika ada wadahnya. Lalu disimpan dalam suatu “wadah” baik berupa wadah secara fisik, maupun non fisik; agar pemberian itu tidak hilang dan terjaga dengan baik.
Pemberian Allah tidak selalu berupa materi. Bermacam bentuk pemberian dari Allah. Itu dapat berupa : rezeki, kesehatan, petunjuk, hidayah, karunia. Juga dapat dalam bentuk rahmat dan kasih sayang. Sementara ini salah kaprah yang terjadi adalah bahwa rezeki itu, selalu (hanya) berwujud materi. Selain dari yang berwujud materi, jarang atau tidak dianggap sebagai rezeki.
Tatkala kita merasa bahwa doa tidak dikabulkan, marilah melakukan introspeksi. Marilah mencoba menganalisis diri sendiri, jangan-jangan sebenarnya doa itu sudah dikabulkan, tetapi kita tidak siap menyiapkan wadahnya! Oleh sebab itu, yang diberikan itu hilang. Lewat begitu saja! Dan pemberian itu tidak bisa diterima dan gagal dimasukkan ke dalam wadah!
Mengapa bisa begitu? Sebab kita tidak cukup siap dan sigap menyiapkan wadah kita. Pemberian Allah bisa datang setiap saat. Diminta ataupun tidak. Dan wujudnya, bisa sangat beraneka macam. Jadi wadah pun harus siap setiap saat. Segala yang diminta, seyogyanya diiringi dengan niat, usaha, upaya, dan penuh keyakinan. Jika kita sendiri tidak yakin bahwa permintaan itu akan dikabulkan, maka otomatis wadah kita pun tidak siap untuk menerimanya. Dan pemberian pun akan lewat begitu saja dan tidak tertampung.
Kemudian yang penting lagi, jangan-jangan wadah kita bocor, sehingga apapun yang diterima wadah, akan mengucur keluar tidak semuanya dapat ditampung. Tidak dapat dimanfaatkan. Mengenai ini penyebabnya dapat bermacam-macam. Bisa karena boros, bisa karena kurang peduli, bisa karena tidak cermat cara menampungnya.

RAMADAN
Menjelang Ramadan, kesadaran itu semestinya dipertajam lagi. Ramadan datang, dengan membawa segala macam janji Allah yang melimpah. Ramadan juga mengandung malam Lailatul Qadar, suatu malam yang bermakna lebih dari seribu bulan. Ramadan juga adalah kesempatan yang diberikan Allah, agar manusia dapat lebih mendekati-NYA, melalui berbagai macam ibadah.
Semua tawaran yang diberikan Ramadan mestilah kita “tangkap” dan tampung se maksimal mungkin wadah kita dapat menampungnya. Jangan biarkan itu lewat begitu saja. Dan untuk dapat menampung segala macam yang dijanjikan Allah itu, mesti dengan wadah yang bersih dan suci.
Oleh karenanya, marilah berusaha agar wadah itu berada dalam kondisi bersih dan baik, untuk menerima pemberian dari Allah. Sebab jika wadah kotor, maka apa yang dikeluarkan dari wadah juga akan kotor, sebab terkontaminasi dengan kotoran yang belum dibersihkan. Apabila wadah kotor, apa saja yang masuk dan ditampung, akan menjadi ikut kotor juga.

Pertanyaannya kemudian, apa saja yang harus dibersihkan? Semua yang ada di dalam diri manusia mesti dibersihkan. Kita tahu manusia terdiri dari ruh, jiwa dan jasad. Ruh sudah pasti suci, tidak diragukan lagi. Jadi yang harus dibersihkan adalah : jiwa yang terdiri dari kalbu, akal dan nafsu. Selain itu adalah jasad.
Apa yang harus dibersihkan? Segala hal yang selain dari Allah. Marilah melakukan evaluasi dan introspeksi. Apakah masih ada yang kita hormati, lebih dari Allah. Masihkah ada yang kita anggap mempengaruhi keberhasilan kita, selain dari Allah? Masih adakah yang lebih engkau cintai dan engkau utamakan selain dari Allah?
Allah mendatangkan Ramadan, agar manusia melakukan introspeksi atas pertanyaan-pertanyaan diatas tadi. Dan memberi kesempatan untuk lebih mendekati-NYA, lebih dari sebelumnya,
Ada satu lagi yang penting. Jika wadahmu sudah dapat menampung lebih banyak, atau sudah banyak, maka sebelum tumpah; sebaiknya sebagian diberikan kepada mereka yang berhak. Waktunya untuk disedekahkan kepada orang lain, agar memberi manfaat yang lebih banyak lagi.
Tidak usah khawatir berkurang. Yakinlah, bahwa begitu isi wadahmu kosong atau berkurang, maka engkau bisa menerima lebih banyak pemberian dari Allah (QS.14:7).
Akhirnya, semoga ini menjadi renungan, memberi inspirasi, menyadarkan dan mencerahkan. Disertai harapan semoga kita sendiri mampu dan mau melakukannya sebagai komitmen dan menjaganya dengan konsisten.
Semoga …
Kemayoran : Rabu, 22 Maret 2023
Ki Pandan Alas