SEBAB AKIBAT

Dunia dan alam semesta ini diciptakan oleh Allah dengan algoritma yang luar biasa canggih. Algoritma adalah metode atau langkah yang direncanakan secara tersusun dan berurutan untuk menyelesaikan atau memecahkan permasalahan dengan sebuah instruksi atau kegiatan.

Pada suatu penerbangan pagi hari dari Lombok ke Jakarta. Di ketinggian jelajah, di atas awan. Saya memandang ke bawah, tampak gumpalan awan, gunung hijau kebiruan, dataran tanah, dan hamparan laut luas. Indah! Tiba-tiba terbersit pikiran, atau ini mungkin pemahaman dari Allah. Saya melihat fenomena alam dari balik jendela pesawat. Saya merenungkannya dan terus membatin … bahwa sebenarnya Allah “hanya” menciptakan hukum alam.

Derivasi dan turunan dari hukum alam itu, lalu membuat semuanya (seakan-akan) terjadi dengan sendirinya.

Kok bisa begitu?

Allah menciptakan hukum fisika: bahwa udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi, ke daerah bertekanan rendah. Hanya itu dan itu tampak sederhana! Tetapi ternyata hampir segala macam peristiwa, terjadi dari hukum alam yang tampaknya sederhana itu.

Dari hukum itu, ketika terjadi perbedaan tekanan udara di dua tempat, dan terjadilah angin. Lalu angin membawa uap air. Uap air membentuk awan. Awan membuat mendung. Kemudian turun hujan. Hujan lalu membuat tanah subur. Tanah menghidupkan tanaman, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Hujan mengisi danau, sungai dan laut, yang mampu menghidupi ikan dan binatang laut.

Di daratan, air juga menghidupi segala macam makhluk. Hujan menjadi sumber kehidupan dan memberi manfaat kepada semua makhluk. Tanaman dimakan binatang. Dan binatang menjadi makanan manusia. Terus begitu. Terus terjadi rangkaian sebab-akibat. Itu hanya salah satu contoh saja. Bisa dicari sendiri, lanjutan dari hukum alam dan sebab-akibatnya.

Pada saat manusia melawan perintah Allah, dan mengeksploitasi alam sembarangan, maka terjadilah malah petaka, yang sebenarnya disebabkan oleh diri sendiri.  Wujudnya berupa banjir, longsor, gempa, dsbnya. Baru ketika ada sebab yang luar biasa, Allah menurunkan banjir besar yang menenggelamkan dunia, pada masa Nabi Nuh.

Algoritma Allah sungguh luar biasa. Akal manusia tidak mampu menjangkaunya. Dan algoritma Allah menimbulkan berbagai macam sebab dan akibat, yang membuat hal yang tak terhitung di dunia ini. Begitu canggih dan ruwet. Akal manusia tidak mampu menjelaskannya.

Salah satu wujud algoritma Allah, pada suatu saat mungkin anda menjadi sebab, agar orang lain menerima sesuatu dari anda. Baik berupa pemberian atau sedekah. Ketika itu terjadi, janganlah mengaku yang memberi itu anda. Sebab sebetulnya yang menggerakkan anda membantu, memberi sedekah itu adalah Allah. Bukan anda sendiri! Anda sebenarnya hanya alat-NYA, sehingga proses pemberian itu terjadi!

View from Mangrt Pass in the autumn looking from Slovenia towards Italy at sunset, Slovenia, Europe

Begitu juga sebaliknya, ketika anda menerima pemberian atau sesuatu dari orang lain, bersyukur dan berterima kasihlah kepada Allah. Sebenarnya Allah yang menggerakkan orang itu, untuk memberikan sesuatu kepada anda. Orang itu adalah alat dan sarana, untuk memberikan rejeki-NYA.

Jadi ada suatu algoritma yang begitu canggih dan ruwet, tentang pembagian rejeki. Sekaligus juga ketika membuat musibah, bala, dan bencana kepada seseorang atau suatu kaum. Ada pengaturan algoritma sebab-akibat yang luar biasa canggih. Dan kita tidak bisa menghindar dari padanya.

Akhirnya, marilah kita ikuti petunjuk para Aulia dan para kekasih Allah. Ketika akan memulai segala sesuatu, seyogyanya diawali dengan doa dan meminta ridha Allah, agar kita menjadi “sebab” dari sesuatu yang baik. Dan apa yang akan dilakukan memberi berkah bagi diri sendiri dan orang lain. Dan semoga kita terhindar dan tidak mendapat “akibat” dari sesuatu yang buruk, yang membuat kehidupan kita tidak nyaman.

Wallahua’lam …

Yogya : Kamis Pahing, 2 Maret 2023

Ki Pandan Alas