ORANG TUA

Menjadi tua adalah sesuatu yang alamiah dan pasti akan dialami semua orang. Walaupun ada juga yang tidak sempat mengalami masa tua. Menjadi tua tampaknya mudah, tetapi banyak yang gagap dan tidak siap, ketika memasuki masa tua. Tidak siap untuk menghadapi kenyataan. Perlahan tetapi pasti, orang akan menjadi tua. Semua kehebatan masa mudanya, perlahan-lahan menghilang dan meninggalkannya. Yang tidak siap menerima, lalu menjadi stress dan mengidap post power syndrome.

Beberapa kiat di bawah ini barangkali bisa menjadi sekadar introspeksi, bagaimana bersiap menjalani masa tua.

 1. Menyiapkan mental : bersiap secara mental untuk menerima bahwa memasuki masa tua adalah sesuatu yang harus diterima. Kemudian menyiapkan diri, untuk memasuki masa tua. Menerima kondisi ini dengan ikhlas, pasrah dan tetap memiliki keyakinan tetap dapat berbuat baik, bagi dirinya sendiri dan juga bagi orang lain.

 2. Melepaskan kehebatan masa lalu : melepaskan semua kehebatan di masa laku. Kehebatan ketika masih muda, saat masih powerful, tatkala masih punya kekuatan dan kekuasaan. Sekarang masa itu sudah lewat, sudah berlalu. Semua kehebatan masa muda itu, sudah hilang dan tidak dimiliki lagi. Kenyataan ini harus dapat diterima, dengan sadar dan ikhlas. Jika tidak, akan menyebabkan tekanan jiwa, menderita stress dan terpapar post power syndrome. Selanjutnya itu akan menurunkan kesehatan fisik dan mengganggu kejiwaan. Tidak tampak, tetapi menjadi sebab penyakit yang berbahaya.

 3. Memasuki era baru dan menyesuaikan diri : memasuki masa tua dan mempersiapkan diri menerima kenyataan. Lalu terus berusaha mengisi masa tua dengan sesuatu yang bermanfaat. Tidak putus asa. Lalu merasa sudah tua dan menganggap tidak berguna lagi. Yang terakhir ini banyak menghantui para lansia. Merasa menjadi laskar tak berguna dan tidak berdaya. Sebenarnya bukan begitu. Jika memakai parameter masa lalu, ketika masih muda, memang iya begitu! Tetapi sekarang adalah masa yang baru. Memasuki tahap dan periode baru. Jadi mesti disikapi, dengan cara dan pemikiran baru. Disinilah kebanyakan para orangtua tidak siap. Jadi mesti mengubah cara berpikirnya, dan menyesuaikan dengan kondisi masa tua ini.

 4. Menikmati hidup “gaya” baru : menikmati hidup baru, dengan melupakan kejayaan masa lalu. Dan  berusaha untuk mengisi kegiatan waktu luang dengan sesuatu yang bermanfaat. Secara fisik memang sudah berkurang kekuatannya, tetapi secara olah pikir, secara naluri dan kecerdasan, sebenarnya kemampuan dalam berpikir tidak menurun. Justru berada pada tingkat kematangan yang semakin baik. Dan ini seyogyanya dimanfaatkan dengan optimal. Terus melakukan sesuatu dengan memanfaatkan pikirannya. Dan bukan lagi mengandalkan fisiknya. Ingat Stephen Hawkings? Fisiknya sudah rusak, tetapi pikirannya masih tetap cemerlang, melebihi orang-orang biasa.

 5. Bermanfaat bagi sendiri dan orang lain : berusaha untuk terus bisa bermanfaat, itu akan menaikkan adrenalin, meningkatkan semangat diri sendiri! Apa yang dikerjakan, tidak harus sesuatu yang menghasilkan secara finansial. Berusaha menjadi sehat, juga asset yang berharga. Sebab menjadi sehat, berarti akan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain. Menjadi sehat, sangat berguna bagi keluarga, suami, istri, dan anak-anak. Ketika orang sehat, berarti juga memberi kebahagiaan keluarga. Sebab kebersamaan dalam keadaan sehat, —di masa tua,— adalah sesuatu yang luar biasa. Sesuatu yang langka. Sehat dan jauh dari penyakit, berarti dapat menikmati masa tuanya, dan tidak menjadi beban keluarga. Harap diingat, penyakit fisik sebagian besar disebabkan oleh pikiran.

 6. Eksistensi baru : dengan pikiran yang masih jernih dan masih kuat, seorang tua masih mampu melakukan sesuatu yang berkaitan dengan olah pikir. Bukan lagi kegiatan yang membutuhkan kebugaran fisik yang prima. Masih banyak yang dapat dikerjakan : mengerjakan hobi, kesenangan, melakukan perjalanan, dan belajar lagi mendalami spiritual. Juga melakukan sesuatu yang lain, yang bermanfaat bagi dirinya dan untuk sekelilingnya. Ini perlu terus dilakukan, agar eksistensi dan keberadaan diri tetap terjaga, sehingga tidak menjadi beban bagi orang lain.

 7. Prepare to leave anytime : yang terakhir ini adalah sesuatu yang pasti akan terjadi! Semua yang hidup, pasti akan mengalami mati. Menyiapkan diri untuk itu adalah wajib. Mesti mencari bekal dan terus mencari pemahaman baru bagaimana memasuki gerbang terakhir kehidupan ini. Bersiap secara mental dan menyiapkan diri. Pada suatu saat pasti akan tiba saatnya, berhenti sebagai manusia dan memasuki alam arwah. Alam yang kita tidak tahu, ada apa di seberang sana? Oleh karena itu mesti bersiap, belajar dan mencari gambaran, sebenarnya apa yang ada di seberang sana itu?

Semoga itu bisa menjadi renungan, masukan dan pemikiran, sehingga para lanjut usia ini dapat menjalani masa tua dengan optimisme, tawakal, pasrah dan terus berusaha, tetap berguna bagi diri sendiri dan juga orang lain.

Begitulah brother

PTSI : Jumat, 20 Mei 2022

KPA