
Lalat dan Lebah adalah dua jenis serangga yang melakukan sesuatu, sesuai naluri dan takdirnya. Dua serangga itu, hanya melakukan nalurinya masing-masing, yang sangat berbeda. Lalat lebih suka mendatangi sampah dan kotoran yang berbau busuk, karena disitulah dia bisa hidup. Sementara itu lebah lebih suka mendatangi bunga-bunga, yang beraneka warna dan indah. Lebah mendatangi bunga yang ada sarinya. Lalu diisapnya sari-sari itu, kemudian diubahnya menjadi madu, yang berguna bagi manusia (QS.16:69).
Dua serangga ini barangkali menjadi metafora, dari dua kutub: positif dan negatif. Dua hal yang kita anggap sebagai baik dan buruk. Walaupun bagi Sang Pencipta, tidak ada yang baik dan buruk. Oleh karenanya, yang baik dan buruk juga diciptakan. Semua ditentukan sesuai sunatullah, sesuai takdirnya masing-masing.
Jadi, jangan menyalahkan lalat, karena dia hanya menjalankan takdirnya! Lalat mendatangi sampah, barang yang busuk, dan kotoran. Itulah makanannya. Lalu sambil mencari makan, lalat juga menyebarkan kuman yang menyebabkan berbagai macam penyakit.
Jangan meminta lalat untuk mendatangi bunga, apalagi menyedot saripati bunga. Sebab itu bukan nalurinya dan bukan lingkungannya. Itu bukan takdirnya. Lalat tidak mengerti keindahan bunga dan tidak mengerti bagaimana mengambil saripati bunga, apalagi membuatnya menjadi madu.
Semua diciptakan Allah dengan nalurinya masing-masing. Semua mahkuk jika memiliki naluri negatif, membuat hati dan pikiran selalu negatif. Semuanya dan apa saja yang dilihat, akan terlihat negatif. Hal-hal yang positif tidak kelihatan. Akibatnya ini akan menimbulkan sakit hati, kecewa, iri hati, dan juga sirik.

Sebaliknya jika ingin berhasil dan ingin bahagia, milikilah hati dan pikiran yang positif. Sebab ini akan mendorong, untuk selalu bersikap positif. Jika pun ada hal-hal negatif, mereka yang mempunyai naluri positif akan selalu dapat melihat seberkas sinar positif, yang berada di belakang hal-hal yang negatif itu.
Contohnya? Corona Covid-19! Musibah besar yang melanda dunia, menimbulkan jutaan kematian dan pengangguran yang luar biasa. Walaupun begitu, ada hal positif di belakangnya. Orang-orang menjadi lebih banyak di rumah, lebih dekat dengan keluarga, melakukan bisnis dari rumah. Mindset berubah! Sekarang mau beli apa saja, hanya tinggal pencet di ponsel. Dan yang dibutuhkan langsung diantar ke rumah. Mudah dan praktis.
Sekarang dengan fasilitas Zoom, orang dengan mudah mengikuti Webinar, menambah ilmu dan wawasan. Gratis dan dari rumah saja! Literasi meningkat pesat, sebab orang dengan mudah memperoleh dan membaca informasi apa saja, hanya dari layar ponselnya. Sesuatu yang tidak terbayangkan, dapat dilakukan sebelum pandemi!
Hanya mereka yang berpikir positif yang mampu berlaku seperti lebah. Mendatangi bunga-bunga indah, mengisap sarinya dan menghasilkan madu. Dan mereka yang berada disekelilingnya, juga akan mencicipi manis dan manfaat madunya. Sebaliknya jika bersikap seperti lalat, maka kuman yang disebarkan melalui caci-maki, provokasi, ujaran kebencian di FB, WAG dan medsos, akan menimbulkan penderitaan dan dapat mencelakakan orang lain. Dan pada gilirannya nanti, juga akan mencelakakan diri sendiri.
Walaupun begitu, biarkanlah Lalat dan Lebah, menjalankan nalurinya dan takdirnya masing-masing. Jangan membandingkan Lalat dan Lebah. Sebab mereka hanya menjalankan hidupnya, sebagai mahluk dengan naluri dan takdir yang berbeda.
Tidak perlu mencaci-maki lalat, tidak perlu menghina dan memojokkan, apalagi menyalahkan! Ingatlah, jika kamu menyalahkan lalat, itu sama saja berarti kamu menyalahkan Sang Pencipta-nya.
Kok begitu? Coba renungkanlah ….
Wallahua’lam bishshawab …
KPA : KMO, 17 Feb 2022
Kerenn Pak Heru.
Mantabbs mas Heru…
itulah dualitas…tidak ada yg terlalu dicengkeram karena sangat di SUKA …tidak juga ada yg di tendang karena tidak di SUKA…dualitas memang berdampingan bahkan di sandingkan…
Bukan dipertandingkan…
Karena bagian dari Hukum Alam..Yang Saling melengkapi
.