
You are what you think! Kamu adalah apa yang kamu pikirkan! Allah memberikan kemampuan berfikir agar manusia mengerti siapa dirinya dan dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah di dunia ini. Daya fikir manusia berbeda. Yang dikaruniai-NYA kemampuan berpikir, dia memiliki kemampuan berpikir setajam silet. Mampu mengurai dan membahas sesuatu yang jauh penalaran biasa. Banyak para ahli pikir yang pada akhirnya, berubah menjadi filosof. Mereka mampu mensinergikan ketajaman pikiran dan kejernihan hatinya.
Walaupun begitu, berhati-hatilah dengan pikiranmu. Segala hal yang baik, dan juga hal-hal buruk bermula dari pikiran. Jika digerakkan oleh Nur Illahi, pikiran akan memberikan manfaat yang berguna bagi diri sendiri, bagi kehidupan dan bagi orang lain. Sebaliknya jika digerakkan oleh nafsu yang dibisikkan oleh syaitan, maka menghasilkan sesuatu yang buruk, bahkan dapat mengerikan. Banyak contoh mengenai ini, yang hasilnya adalah penyesalan yang dalam. Oleh sebab itu, berdoalah sebelum mulai berpikir, agar terhindar dari bisikan syaitan yang penuh dengan tipu muslihat.
Pikiran kadangkala diibaratkan seperti air. Air selalu bersifat mendinginkan, memberi kedamaian dan menenteramkan. Pikiran dapat membebaskan manusia dari keterikatan. Dan dapat menghasilkan sesuatu yang memberi manfaat. Kadangkala jika pikiran dikuasai syaitan hasilnya bukan mendinginkan, justru malah membuat onar, heboh, dan menimbulkan hal-hal yang negatif, membuat kisruh dan perseteruan.
Menjelang usia senja, orang mulai sering berpikir. Mulai mencari tahu apa yang belum dia tahu, lalu mencari jati dirinya. Dan mengeksplorasi sesuatu, sejauh mana pikirannya dapat menggapai mengenai sesuatu pemahaman baru.

Pikiran mempunyai outlet, berupa ucapan, tindakan dan tulisan. Tiga hal itu adalah wujud dari pikiran. Produk yang paling banyak adalah ucapan dan tindakan. Tetaii di jaman yang serba klik ini, tulisan juga mulai banyak mendominasi. Pikiran yang buruk, akan menghasilkan ucapan, tindakan dan tulisan yang buruk. Hasilnya? Ya jelas … akan membuat buruk, atau membuat keruh sesuatu. Pokoknya menyebabkan sesuatu yang menimbulkan hal-hal yang negatif.
Pikiran juga ibarat tangki air. Jika air dalam tangki itu kotor dan keruh, maka air yang keluar dari dalamnya, juga air keruh yang kotor. Disadari atau tidak disadari, dari pikiran yang buruk akan keluar ucapan dan perbuatan yang buruk juga! Ucapan dan perbuatan pun akan kotor juga. Dan akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
Lalu bagaimana dong? Secara periodik bersihkanlah tangki pikiranmu! Caranya? Carilah “air bersih”. Cucilah tangkimu, gosok dan bersihkanlah. Buanglah kotoran dan kerak-kerak yang menempel didalamnya. Ibarat komputer secara periodik “hardisk” harus di refresh. Buang file-file lama yang sudah tidak digunakan lagi, sebab sudah tidak sesuai lagi dengan situasi sekarang. Delete saja, agar tidak lemot dan lebih cepat lagi.
“Air bersih” untuk membersihkan itu dapat berujud berbagai macam, dari Kitab Suci, Sunnah Rasulullah, menjalankan nasehat dari para ulama dan nasehat orangtua. Atau justru dari diri sendiri. Selalu ada mekanisme warning dari dalam diri sendiri, jika akan melakukan sesuatu hal. Ikutilah yang positif. Dan buanglah yang negatif! Yang jelas, pastikanlah untuk membersihkan pikiranmu.
Dan pada Jaman Now ini, kemajuan teknologi membuat apa yang engkau pikirkan, sangat dengan mudah engkau ubah menjadi tulisan. Dan kemudian engkau bagikan ke seluruh penjuru dunia! Pikiranmu menyebar melalui tulisan-tulisan di WAG, email, instagram, twitter dan sarana medsos yang lain. Itu sudah tentu pada suatu sisi, akan memberi manfaat yang berlipat, jika cermat dalam menggunakannya.

Tetapi sebaliknya, bisa mendatangkan mudharat dan laknat, jika ada yang salah dalam pikiranmu. Jika pikiranmu keruh dan kotor, maka itu akan mempengaruhi siapa pun yang membaca tulisanmu. Dan ingatlah engkau tidak dapat mengendalikan efek negatif dari tulisanmu yang tersebar.
Walaupun engkau sudah menghapusnya, selama masih ada orang yang terpengaruh dan melakukan hal-hal negatif dari apa yang engkau tuliskan, maka engkau juga akan menuai efek negatifnya, sebab semua yang baik dan buruk akan diteruskan kembali kepadamu. Jadi, waspadalah dengan tulisan-tulisanmu.
Akhirnya, hati-hatilah dengan pikiranmu. Apa yang menjadi pikiranmu, akan menjadi ucapanmu. Dan dari ucapanmu akan menjadi tindakanmu. Jangan sampai menyesal belakangan …
KMO, 5 Februari 2022 – KPA