
Apa bedanya umur dan usia? Sebenarnya hampir sama saja. Tinggal bagaimana memaknainya saja. Ada yang mengatakan bahwa umur adalah waktu antara lahir sampai mati, sedangkan usia adalah waktu antara lahir sampai waktu sekarang ini. Secara singkat, usia adalah bagian dari umur. Usia panjangnya waktu hidup, umur adalah manfaat dari waktu itu. Bahasa Inggris mengenal dua kata serupa, yaitu age dan life. Umur berkaitan dengan life. Dan usia dipadankan dengan age.
Umur lebih dilihat atau dinilai secara kualitas, daripada kuantitas. Seberapa jauh manusia menggunakan umurnya, sehingga dapat berguna dan bermanfaat. Oleh sebab itu ketika ada doa panjang umur, maknanya adalah agar diberi kesehatan lahir dan batin, sehingga dapat menjalankan pengabdian dalam kehidupan.

Sesungguhnya doa panjang umur, adalah bersifat kualitatif, bukan kuantitatif. Ketika diberikan Allah umur panjang, seyogyanya dimaknai bukan dari sisi kualitatif dalam arti waktunya panjang, tetapi seberapa besar waktu yang diberikan itu memberi manfaat buat diri sendiri, untuk orang lain dan bagi masyarakat.
Banyak contoh seorang berumur panjang, tetapi manfaatnya sedikit. Ada yang umurnya pendek, tapi manfaatnya berlipat ganda, contohnya :
Imam Nawawi (1233-1278) adalah salah seorang ulama besar mazhab Syafi’i. Beliau adalah seorang pemikir muslim di bidang Fiqih dan Hadist. Imam Al-Nawawi yang hidup ratusan tahun yang lalu, atas kehendak Allah usianya tidak panjang, “hanya” 45 tahun. Meski begitu ilmunya yang tertulis pada ratusan buku-buku beliau, masih bermanfaat dan dibahas orang, dan menjadi acuan sampai sekarang. Umur Imam Al Nawawi yang “hanya” 45 tahun, tetapi umur manfaatnya, lebih 700 tahun!
Ada contoh lain. Para Wali Songo yang menyebarkan Islam di antara tahun 1400-an sampai dengan 1500-an. Sudah ratusan tahun para Aulia itu wafat, tetapi jejaknya masih tampak sampai dengan sekarang. karya-karya para Wali Allah itu sampai sekarang masih menjadi acuan dan panduan ummat. Tembang-tembang yang sederhana yang bermakna spiritual sangat dalam seperti : Sluku-sluku Bathok, Gundul-gundul Pacul dan yang lainnya, masih dinyanyikan sampai sekarang. Gending, gamelan dan wayang, juga masih terus eksis.

Yang tampak nyata saja, makamnya terus di ziarahi ratusan orang tiap hari. Ribuan orang setiap tahun. Peziarah datang dan pergi silih berganti. Hampir tanpa berhenti. Semua mendapat berkah tidak langsung: para pedagang, penjual suvenir, tukang becak, ojek, travel agent, biro wisata, hotel dan lainnya. Itulah berkah para Aulia, walaupun sudah wafat ratusan tahun, tetapi masih memberi manfaat berlipat-lipat kepada masyarakat sampai sekarang!
Akhirnya, marilah kita terus berusaha, agar umur kita memberi manfaat yang lebih besar, bukan hanya sekedar panjang waktunya saja.
Bismillah …
KPA: 4 Jan 2021
GW148 Yogya