Akhirnya, batas itu tibalah sudah. Dan aku tinggalkan semuanya dengan tegar dan tengadah. Selama 2 tahun lebih bersama bandara Ngurah Rai dan Bali. Aku luluh dan lebur menjadi bagian dari mereka. Aku merasa lebih Bali dari orang Bali. Aku lewati semua jalan sampai ke Ponjok Batu, aku telusuri seluruh pantai sampai ke Sompang, Pasih Uwug pojoknya Nusa Penida, dan Pulau Menjangan. Aku jelajahi semua lembah, ngarai, Pucak Penulisan, Pucak Mangu bahkan sampai puncak gunung tertinggi, Gunung Agung. Aku pelajari dan aku fahami budaya, semangat dan filosofinya. Tri Hita Karana, Tri Kaya Parisuda, Rwa Bineda, Tat Twam Asi. Aku adalah kamu, dan kamu adalah aku! Perasaan berbagi dan saling merasa apa yang dirasakan oleh orang lain.
Ini bukan sekedar farewell antara aku dan Bali, tetapi juga antara aku dan Angkasa Pura. Perjalanan panjang, yang terasa hanya sekejap dan seakan saja kemarin bermula. 13 tahun bersama Penerbangan Sipil dan 22 tahun bersama Angkasa Pura. Selama 35 tahun penuh menggeluti dunia penerbangan. Tiga puluh lima tahun! Dan seakan itu baru saja bermula pada hari kemarin. Kini, saatnya tiba untuk menyerahkan tanggung jawab kepada generasi berikut.
Terimakasih kepada rekan, handai tolan, sahabat, rekan sekerja, kolega dan yang telah bersama-sama berpeluh dan bekerja keras bersama mengelola bandara yang menjadi pintu masuk Bali. Pekerjaan yang tidak akan pernah selesai dan berhenti, memenuhi kebutuhan dan kepentingan penumpang bandara. Duka, derita, suka, gembira dan gairah untuk terus memberikan yang terbaik bagi bandara ini, ternyata memberikan perasaan yang luar biasa dan mengkristal menjadi sebuah kebanggaan yang sulit dikatakan.
Aku lalui semua halangan, cobaan dan tantangan. Aku hadapi keangkuhan, arogansi dan tekanan yang membebani, tetapi juga kutemui persahabatan yang tulus dan sangat bermakna. Teman berbagi dan bersambung rasa, rekan yang sangat peduli dan mau berkorban bersama. Sebuah kebersamaan yang kental, tulus dan ikhlas.
Disisi lain, aku beruntung bertemu dan mendapat “orang tua” dan Guru yang tidak pelit membagi ilmu dan pengalaman batin. Beliau-beliau memberi secercah sinar terang yang sungguh sangat menyilaukan mata batinku. Memberi rasa tenteram dan teduh. Menunjukkan betapa sebenarnya kita ini bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa! Aku adalah wayang mati yang bergerak di tangan Sang Dalang yang maha mengerti, tapi tak pernah memberitahu lakon ini akan menuju kemana dan berakhir kapan?
Dan setelah aku renungkan lagi, aku telah lalui semuanya ini dengan caraku sendiri. Beberapa penyesalan terjadi, tetapi aku yakin Sang Dalang maha mengerti untuk apa kesalahan itu dibuat. Perlahan dan pasti makna hidup terurai dari kumpulan beberapa kebanggaan, penyesalan dan juga air mata. Aku wayang mati yang mencoba mengambil hikmah atas semua yang terjadi. Mudah-mudahan kesombonganku dan kepicikanku tidak menghalangiku mencapai pemahaman hakiki tentang hidup ini.
Maafkanlah atas kata-kata, sikap serta perilaku yang tidak pantas, tiada gading yang tak retak . Aku serahkan segala kesalahan kiranya menemui keikhlasan rekan dan saudaraku semuanya untuk lebur menjadi pupuk atas hubungan kita yang telah terjalin erat selama ini. Semoga Sang Dalang memberikan ridha dan manfaat atas semua yang telah kita perbuat bersama. Amin
Tibalah saatnya aku akhiri periode ini, dan aku masuki periode berikutnya yang aku nggak tahu akan mengapa dan bagaimana? Yang pasti, akan aku jalani semuanya dengan caraku sendiri dan dengan bimbingan tangan Sang Dalang.
Semoga.
Begitulah liku sebagian perjalanan hidup dalam episode bakti di Ngurah Rai Bali. Ada saat bertemu dan berpisah. Pak Heru sudah melakukan yang terbaik dengan pemahaman, gaya, dan cara sendiri. Tiada yang sempurna. Saat-saat indah di Bali yang mungkin sulit tergantikan, semoga saja mendapat padanannya atau bahkan imbuhannya, masa masa di tempat baru… Selamat berkarya… May God bless you whereever and whenever you are…
Selamat menempuh hidup yang baru..smoga sukses di ” tempat kerja ” berikutnya pak…
salam hormat pak heru, menarik juga baca tulisan bapak di blog ini, selamat datang di jakarta, semoga pt. gapura angkasa bisa lebih maju dibawah kepemimpinan bapak, ditunggu ya pak tulisan-tulisan berikutnya dan sukses selalu pak