Suara-suara satwa hutan berceloteh riuh meng-iringi langkah kami menyelusup di jalan setapak di Kawasan Wisata Alam Bukit Bangkirai, kawasan HTI yang dikelola oleh PT. Inhutani I. Kami berjalan dibawah pohon-pohon tinggi yang menjulang yang seakan menggapai langit. Pohon-pohon itu adalah Bangkirai dan Ulin dua jenis pohon yang sangat terkenal di bumi Kalimantan, berdiri tegak dan lurus menjulur ke angkasa.
Jalanan setapak yang basah karena hujan menguapkan aroma humus khas hutan. Di kanan kiri jalan dikelilingi perdu dan pohon-pohon yang besar menjulang ke angkasa. Pada pohon-pohon besar nampaki tertempel nama-nama pejabat teras Departemen Kehutanan yang meng”adopsi” pohon tersebut. Di beberapa tempat, pohon yang sangat besar rebah melintang. Dipokok batangnya nampak bekas chainsaw yang membuatnya tergeletak tak berdaya di rerimbunan hutan. Jika melihat lingkarnya pasti berumur sangat tua. Sekilas pintas suasana ini barangkali dapat mewakili gambaran kondisi hutan tropis Kalimantan.
LOKASI
Untuk menuju ke lokasi kawasan Wisata Alam Bukit Bangkirai di KM 38 jalan propinsi Balikpapan – Samarinda, dengan mobil hanya butuh waktu 1,5 jam. Jalan raya Samarinda-Balikpapan yang lurus dan mulus memudahkan akses ke lokasi ini.
Jika anda berangkat dari Balikpapan, pada KM 38 anda harus berbelok kekiri menyusur jalan beraspal hotmix yang mulus. Setelah ber mobil 10 km, anda akan bertemu pertigaan jalan. Arah ke kanan menuju Sepaku dan yang ke kiri ke Bukit Bangkirai. Jalan masuk ke lokasi sedikit agak rusak. Dan setelah menempuh jarak 8 km anda akan sampai di lokasi.
CANOPY BRIDGE
Jembatan gantung atau Canopy Bridge ini dibangun pada bulan Januari 1998 oleh 6 orang dari canopy construction associated dari Amerika dibantu oleh 3 orang setempat. Seluruh matrerial asli dari Amerika kecuali kayunya. Pembangunannya hanya butuh waktu satu bulan. Jembatan gantung ini sanggup bertahan selama 15-20 tahun sesuai dengan usia pohon Bangkirai yang dihubungkannya.
Menapaki tangga naik ke canopy bridge kita akan melewati 14 tangga yang berputar naik membentuk segi empat mengelilingi sebuah pohon Bangkirai yang berdiri ditengah-tengah tangga. Masing-masing tangga memiliki 8 buah anak tangga, jadi untuk mencapai platform kita akan menapaki + 150-an anak tangga.
Pemandangan dari sini sungguh memberikan pesona tersendiri. Sejauh mata memandang hanya pepohonan yang hijau dengan diselang-seling pohon-pohon ulin yang telah kering tanpa daun. Dan … sekali-kali dari kejauhan terdengar teriakan uwa-uwa.
Kawasan Wisata Alam Bukit Bangkirai menyediakan beberapa trek untuk kegiatan out bound, kebun buah, jungle cabin, camping cround, kebun anggrek, penginapan, ruang pertemuan, kantin dan restauran. Ketika meniti, walaupun sudah berjalan perlahan, jembatan tetap bergoyang-goyang. Sejenak jadi teringat jembatan gantung di Baturaden ! Bismillah … dan terus terang ngeri juga melihat kebawah, Jadi pandangan tetap terus ke depan saja. Berdiri di platform kayu pada ketinggian + 20 meter diatas hutan belantara Kalimantan benar-benar menimbulkan sensasi tersendiri.
PERAN BANDARA
Kawasan Wisata Alam Bukit Bangkirai, akan lebih dikenal masyarakat dan dunia pariwisata, jika disinergikan dengan paket wisata. Upaya menjual dengan menjadikannya sebagai satu paket wisata perlu di jalin dengan hotel-hotel yang berada di Balikpapan dan Samarinda. Jaraknya yang relatif dekat dari Balikpapan dengan akses jalan yang mudah dan lancar akan memudahkan bagi pemasarannya.
Pada sisi lain Bandara Sepinggan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari upaya semacam ini. Kerjasama yang baik dan terpadu dengan Dinas Pariwisata dalam memperkenalkan keberadaan Kawasan Wisata Alam ini dipastikan akan menarik wisatawan lebih banyak untuk mengunjunginya. Dengan upaya ini Kawasan Wisawata Alam Bukit Bangkirai bakal menjadi salah satu icon Balikpapan.
Di gerbang masuk Canopy bridge tertulis kalimat :
Jangan ambil sesuatu kecuali gambar
Jangan bunuh sesuatu kecuali waktu
Jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak.
Himbauan diatas menemukan maknanya ketika kami meninggalkan Bukit Bangkirai. Pelestarian alam seyogyanya sudah harus sejak dini diperkenalkan kepada generasi penerus.
Terutama anak-anak kita yang tinggal di kota-kota besar. Jangan biarkan mereka hanya sibuk dengan permainan individual seperti : gameboy, video game, Play Station, dan berkutat dengan kebisingan dan kemacetan lalu lintas. Menjadi tugas kita untuk memberikan pengertian dan wawasan yang lebih awal tentang alam dan konservasinya
Di luar sana ternyata masih ada sesuatu yang menarik dan membangkit-kan kesadaran kepada alam dan sebagai sarana mensyukuri nikmatNYA.
herulegowo@yahoo.com