SEHARI DI WASHINGTON DC (2)

Lincoln Memorial

Bus Hop On Hop Off berjalan terus, gerimis di luar. Penjelasan tentang gedung-gedung yang dilewati, hanya dari audio, bukan langsung dari sopir bus. Bahasanya formal.

Tidak berapa lama, kemudian sampai di White House. Wuihhh, beneran nih Gedung Putih, gile cing! Turun disini. Di tiang listrik, ada dua petunjuk, kebetulan yang terbaca yang kekiri. Belakangan nanti baru tahu, ternyata ada yang ke kanan. Penulis mengikuti yang kiri. Dari jauh, diantara rintik gerimis; National Monument tampak menjulang tinggi.

Setelah berjalan agak lama, dimana Gedung Putih? Ternyata, hanya lewat dari bagian belakangnya. Dimana bagian depannya? Penasaran, jalan terus saja. Lihat National Monument dulu, lebih dari dekat lagi. Di akses jalan masuk polisi berjaga berlapis. Mobilnya diparkir di belakang gedung putih; dan ada satu di jalan raya dekat National Monument. Mobil yang ini nge-blok akses masuk ke area. Dan petugasnya agak memaju-mundurkan mobilnya, kalau ada mobil yang akan lewat! Walaupun begitu, polisi yang jaga tetap sigap, cekatan, dan tetap ramah. Ketika penulis bertanya : dimana Gedung Putih. Over there, sir! The white building a little shading in the distance.

Terpaksa kembali lagi ke tempat semula. Ketika sampai di samping Gedung Putih, tampak beberapa laki-laki dan perempuan yang berpakaian dengan jas lengkap dan necis. Mungkin ada pertemuan dengan Obama! Di tiang ada petunjuk Gedung Putih, kearah yang lain. Setelah diikuti, wah jalan ini yang harusnya ditempuh, untuk sampai di depan White House.

Akhirnya sampai juga disini - White House !

Dan akhirnya … Itu dia Gedung Putih! Akhirnya sampai juga disini! Seperti mimpi saja rasanya. Sekilas gedung ini tampak biasa saja. Tiang utamanya 2 buah. Ada jendela 4 buah di sisi kiri dan kanannya. Dua tingkat. Pusat pemerintahan Amerika yang menjadi tempat tinggal dan kantor Presiden Amerika. Lokasinya di 1600 Pennsylvania Avenue NW, Washington, D.C. Dibangun antara 1792-1800 dengan Georgian style.

Di depannya di luar pagar, walaupun hujan gerimis, banyak turis sibuk berfoto, bergantian. Penulis ikut nimbrung. Minta tolong orang untuk foto. Mak, aku di depan Gedung Putih neh … hehe …

Jalan di depan gedung Putih ditutup untuk kendaraan. Ada 2 mobil polisi yang berjaga dan bersiaga, di jalan yang ditutup di depan diluar pagar. Petugasnya sibuk menjawab pertanyaan turis-turis. Satu mobil lainnya berbentuk van, parkir di sebelah tepi kanan depan. Top priority security measures!

Berhenti sejenak dan memperhatikan dengan seksama. Penulis membayangkan bagaimana Obama di dalam di ruangan yang hangat, sambil ngopi dan mengendalikan Amerika dan dunia! Hebat dia! Agak lama disini; terus penulis beranjak pulang.

Di trotoar, ada seorang ibu-ibu orang ibu tua yang camping di depan Gedung Putih menentang nuklir. Menurut ceritera, ibu ini sudah berbulan-bulan makan-tidur di sebuah tenda sederhana, pasti dingin sekali! Disebelahnya tendanya yang sederhana, berwarna putih tua dan kusut, ada tulisan yang ditulis asal-asalan : “Don’t be a lemming save yourself renounce genocidal weapons” Seorang turis, dari negara Balkan (kalau mendengar bahasanya) nggerundel : orang bisa begini ini, hanya bisa terjadi di Amerika! Kalau di negara kita, dia sudah ditembak ! Waduh.

FAA

Sambil berjalan pulang, ternyata di depan Gedung Putih, banyak binatang seperti tupai (squirel?) yang asyik mencari makan, dan tidak terusik, walaupun di dekati. Mereka lompat ke dahan, turun kebawah tanah, mencari makanan.

Jalan terus. Penulis memperhatikan bagaimana sebuah sedan akan masuk melalui barikade besi bulat dengan diameter 30cm. Ternyata 4 buah barikade itu dapat diturunkan masuk kedalam aspal jalanan, sehingga sedan dapat melintas dengan bebas. Setelah sedan lewat,  barikade itu muncul lagi dari dalam aspal ke permukaan, dan membuat barikade lagi. Efisien sekali!

Di depan Capitol

Jam sudah menunjukkan jam 16.30. Masih berharap bus Bus Hop On Hop Off lewat lagi. Ternyata setelah ditunggu, nggak lewat-lewat. Bus itu sudah berhenti beroperasi barangkali. Mencoba naik bus umum untuk kembali ke hotel. Sayang, belum faham rutenya. Ya sudah naik taksi saja, keburu kedinginan di luar.

Baru masuk ke hotel, masuk sms dari pak Suprasetyo. Nanti jam mau njemput, makan malam di luar. OK deh, mandi cepat! Dan sebentar kemudian Pak Pras sudah menunggu di lobby. Kami makan steak di restoran Italy di Georgetown. Yang menarik, di dinding bar-nya ada sebuah lukisan. Di dalamnya ada beberapa Presiden Amerika yang sedang minum dan ngobrol bersama : Ronald Reagan, Abraham Lincoln, John F. Keneddy, George Bush, Bill Clinton. Memang hanya lukisan imajinatif. Tetapi tampak bahwa Presiden Amerika, saling menghargai satu dengan lainnya.

Sesuatu yang sulit terjadi di Indonesia!

Pak Suprasetyo perwakilan Indonesia di ICAO

Setelah makan malam, Pak Pras mengajak ke kantornya di lantai 3 Gedung KBRI. Gedung KBRI keren banget, seperti hotel saja! Katanya dibeli oleh Dubes Pertama RI untuk Amerika Ali Satroamidjojo dengan harga $ 350 ribu. Sekarang pasti mahal banget.

Pak Pras sempat menunjukkan black-box-nya pesawat Adam Air yang jatuh dan masuk ke laut di Sulawesi. Setelah dianalisis oleh FAA,  black box diserahkan ke KBRI dan disimpan oleh Pak Suprasetyo.

Kembali ke hotel diantar Pak Rachmad. Istirahat. Besok meneruskan perjalanan lagi …

herulegowo@yahoo.com